Home » Archives for Juli 2012
Jumat, 27 Juli 2012
Minggu, 15 Juli 2012
Fenomena Laut
Kami
menghadirkan kepada Anda Profesor Shrceder, ilmuwan kelautan dari Jerman. Kami
bertemu dengannya pada seminar Ilmuwan Kelautan yang diselenggarakan di
Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Saya bertanya untuk mengantarkan
pembicaraan fenomena laut antara penemuan ilmiah dan ayat al-Quran. Pada hari
selanjutnya, Profesor Shroeder berdiri dan memberi komentar apa yang telah kami
katakan:
Saya
hendak memberi komentar tentang kuliah yang disampaikan Syeikh az-Zindani
kemarin, dan akan mengatakan berapa banyak saya menghargai perkuliahan ini dalam
rangka pertemuan ilmiah. Seseorang tidak dibutuhkan untuk menjadi seorang Muslim
(untuk melihat ilmu pengetahuan dalam konteks agama yang lebih luas), bahkan
untuk saya seorang Nasrani, penting tidak hanya melihat ilmu pengetahuan, namun
saya juga dalam perasaan dan gambar yang lebih lebar dan ketika dibandingkan
dengan agama, lihatlah hal ini dalam konteks agama. "
Setelah
mengetahui hal itu, Profesor Shroeder mendiskusikan hubungan antara ilmu
pengetahuan dan agama. Dia menunjukkan jurang pemisah antara agama yang
berbeda-beda dan ilmu pengetahuan. Maka dari itulah terdapat saling bertolak
belakang antara pemikiran pemuka agama dan ilmuwan. Namun, Profesor Shroeder
heran ketika dia ditunjuk kan kebenaran yang berisi bermacam-macam ayat alQuran
yang telah diturunkan 1400 tahun yang lalu. Dia memberi
komentar:
"Dalam
beberapa agama, kita mendapatkan pemuka agama yang berpikir bahwa ilmu
pengetahuan dapat mengambil sesuatu dari agama. Jika ilmu pengetahuan membuat
peningkatan, agama harus berputar kembali, menjadi dilanggar batasannya. Di
sinilah kita lihat sebuah pendekatan yang berbeda secara lengkap. "Syeikh
az-Zindani menunjukkan kita bahwa ilmuwan itu sebenarnya hanya menegaskan apa
yang telah tertuliskan di dalam al-Quran beberapa tahun yang lalu. Sebenarnya
ilmuwan sekarang menemukan apa yang telah dikatakan sebelumnya, saya pikir hal
ini penting. Penting dalam arti untuk diadakan sebuah simposium atau workshop
untuk dijadikan peran serta, diskusi, dan persetujuan ilmuwan dari seluruh
bangsa dan saya yakin bahwa kita semua akan pulang dan sekarang berpikir lebih
banyak lagi tentang hubungan antara agama dan pengetahuan kelautan'".
Hal ini
menjadi jelas bahwa para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang telah
tersebut di dalam al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu. Hal ini mengingatkan kita
pada pernyataan sebagai berikut: Siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad tentang
hal ini? Siapa yang menurunkan pengetahuan ini kepadanya? Sebab, inilah
kebenaran yang sezaman dengan apa yang diketahui oleh para ilmuwan, baik itu
mereka sebagai ahli astronomi, ahli kelautan, ahli geologi atau ahli dalam
bidang keilmuwan yang lain, akan tetapi al-Quran dan Sunnah telah
menyebutkannya.
Setelah
mendengarkan kita, Profesor Shroeder percaya dengan sepenuhnya dan membuat
pernyataan sebagai berikut:
"Tidak
ada pengetahuan pada satu sisi, juga agama pada satu sisi. Orang-orang tidak
berbicara dengan yang lain, akan tetapi mereka akan menuju pada satu petunjuk.
Mereka menyatakan hal yang sama dalam bahasa yang berbeda, bahasa ilmiah (bahasa
abstrak) dan bahasa tulisan, sebagaimana yang telah dikatakan Syeikh.
"
Dia
meminta dengan jelas bahwa kenyataan ini dipersembahkan untuk seluruh umat
manusia di seluruh dunia, akan tetapi khusus untuk ilmuwan dalam pusat studi
mereka, dalam semua bahasa. Sehingga mereka paham dengan jelas dan ada hubungan
yang benar antara agama dan ilmu pengetahuan yang
telah diklarifikasikan. Kita berbicara tentang agama yang telah bebas dari
distorsi. Pengetahuan yang benar harus ditegaskan dengan agama yang benar.
Sebagaimana dalam konteks Islam, seperti yang tersebut di dalam
al-Quran:
"Katakanlah: Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. "
(QS
Yunus : 101)
"Sesungguhnya pada langit dan bumi benarbenar terdapat tanda-tanda
kekuasaan Allah untuk orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu danpada
binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk yang meyakini. Dan pada pergantian malam dan
siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkannya dengan air
hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran angin terdapat pula
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah
yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya, maka dengan perkataan
manakah lagi mereka akan beriman sesudah (kalam) Allah dan keterangan keterangan
Nya. " (QS al Jaats'ryah : 3 -6)
“Adakah
sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?"
(QS
az-Zumar : 9)
"Maka
ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah. "
(QS
Muhammad : 19)
Agama
mendorong kita untuk memperoleh pengetahuan dan mengharapkan kita merenungkan
alam semesta dalam sebuah bahasa yang bisa dipahami sekarang.
Sabtu, 14 Juli 2012
Kedalaman Laut dan Samudera
Keajaiban
al-Quran satu-satunya yang abadi, yang diulangi sampai hari akhir dan mungkin
diketahui oleh seluruh umat manusia meskipun berbeda tingkat kebudayaan dan
waktu sejarah. Suku Badui di padang pasir dan Profesor di universitas akan
mendapatkannya di dalam al-Quran yang akan mencukupinya.
Kami
menghadirkan kepada Anda profesor Dorja Rao. Dia seorang ahli dalam
bidang geologi laut dan sekarang ini mengajar di Universitas King Abdul Aziz,
Jeddah. Kami bertemu dengannya dan menjelaskan beberapa ayat al-Quran yang
berisi tanda-tanda ilmiah di dalam al-Quran. Dia heran dengan apa yang dia lihat
dan dengar. Dia telah membaca terjemahan al-Quran dan ayat-ayat al-Quran dalam
buku-buku tertentu. Di antara ayat-ayat ini, dia mendiskusikan apa yang telah
difirmankan Allah di dalam al-Quran sebagai berikut:
"Atau
seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang
siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tidaklah dia mernpunyai
cahaya sedikitpun. (QS an-Nur: 40)
Profesor
Rao menegaskan bahwa ilmuwan sekarang mengetahui kegelapan itu dengan peralatan
seperti kapal selam yang memungkinkan mereka untuk menyelami kedalaman samudera,
di mana manusia tidak sanggup menyelam tanpa bantuan untuk kedalaman lebih dari
20 sampai 30 meter. Itulah orang menyelam untuk mutiara di air dangkal dan tidak
dapat menyelam lebih dari kedalaman ini. Manusia tidak dapat menyelamatkan nyawa
pada kedalaman samudera yang gelap, seperti pada kedalaman 200 meter. Tetapi,
ayat ini membicarakan tentang fenomena yang ditemukan pada samudera yang sangat
dalam. Oleh karena itu, pernyataan Allah tentang kegelapan di dalam samudera
luas yang sangat dalam tidak mengacu hanya untuk laut sebab tidak semua laut
dapat digambarkan sebagaimana memiliki lapisan kegelapan yang terkumpul yang
berlapis-lapis. Bagian lapisan kegelapan ini di laut yang dalam memiliki dua
sebab sebagai hasil dari menghilangkannya warna yang berturut-turut satu lapisan
setelah yang lain. Sinar cahaya itu tersusun dari tujuh warna dan ketika sinar
tersebut mengenai air, kemudian dipantulkan menjadi tujuh
warna.
Kita bisa
melihat sinar cahaya yang akan melalui kedalaman samudera. Lapisan paling atas
diserap warna merah pada kedalaman sepuluh meter pertama. Jika seorang
penyelam akan menyelam pada kedalaman tiga puluh meter dan terluka di sana, dia
tidak akan bisa melihat darahnya, sebab warna merah tidak sampai pada kedalaman
ini. Pada cara yang sama, sebagaimana yang kita ketahui, lapisan oranye diserap.
Kemudian pada kedalaman lima puluh meter, lapisan kuning diserap. Pada kedalaman
lebih dari dua ratus meter, lapisan biru diserap dan seterusnya. Dari sini kita
mendapatkan bahwa samudera menjadi semakin lama semakin gelap, bahwa kegelapan
terjadi pada lapisan yang terang. Sebagai alasan yang kedua, kegelapan mula-mula
hasil dari pembatas di mana cahaya itu tersembunyi.
Lapisan
cahaya, yang kita lihat di sini, mula-mula dari matahari dan diserap oleh awan,
yang berubah menghamburkan beberapa lapisan cahaya, karena itu menghasilkan
lapisan kegelapan di bawah awan. Inilah lapisan kegelapan pertama. Kemudian
ketika cahaya mencapai permukaan samudera, cahaya itu akan dipantulkan oleh
gelombang permukaan, dengan demikian memberikan penampakan berkilauan. Inilah
alasan bahwa ketika ada gelombang, intensitas bayangan ini tergantung pada sudut
gelombang itu. Oleh karena itu, gelombang yang memantulkan cahaya dan karena
kegelapan itu. Cahaya.yang tidak dipantulkan menembus kedalaman samudera karena
itu kami membagi samudera menjadi dua lapisan, bagian permukaan dangkal dan
bagian dalam. Permukaan samudera yang dangkal digolongkan dengan cahaya dan
kehangatan. Sedangkan samudera yang dalam digolongkan dengan
kegelapan.
Dua bagian
samudera ini memiliki sifat yang berbeda. Dan permukaan lebih jauh terpisah dari
bagian dalam oleh gelombang. Gelombang internal baru ditemukan pada tahun 1900.
Akhir-akhir ini, ilmuwan menemukan ada gelombang internal yang terjadi pada
ketebalan permukaan antarlapisan dari berat jenis yang berbeda. Gelombang
internal memiliki perilaku seperti gelombang di permukaan. Mereka juga dapat
meretakkan seperti gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat
manusia, tetapi dapat dideteksi dengan mempelajari suhu atau kadar garam pada
tempat yang diberikan.
Di bawah
gelombang ini, yang terbagi menjadi dua bagian samudera, kegelapan dimulai. Pada
kedalaman ini, ikan tidak dapat melihat. Mereka hanya memiliki sumber cahaya
dari tubuh mereka. Kegelapan ini yang berlapis dan bertingkat satu dengan yang
lain telah dijelaskan dalam al-Quran.
Dengan
kata lain, masih ada beberapa gelombang bertingkat selanjutnya ditemukan pada
permukaan samudera. Al-Quran kemudian juga menjelaskan kegelapan itu. Kegelapan
itu disebabkan karena pembatas yang dijelaskan pada tambahan disebabkan karena
perubahan penyerapan warna pada tingkatan yang berbeda lapisan satu dengan yang
lain. Di sini kegelapan yang total, kapal selam harus membawa sumber cahaya
mereka, sehingga siapa yang menjelaskan Nabi Muhammad SAW mengenai hal
ini?
Kami
menunjukkan beberapa ayat kepada Profesor Rao yang berkaitan dengan keahliannya
dan kami bertanya: “Apa yang Anda pikirkan tentang keberadaan informasi ilmiah
di dalam al-Quran? Bagaimana Nabi Muhammad SAW bisa mengetahui fakta ini pada 14
abad yang lalu?”
Profesor
Rao menjawab: "Sulit membayangkan bahwa tipe pengetahuan
ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu. Mungkin ada beberapa hal yang mereka
memiliki ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal itu secara detail sangat
susah. Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu pengetahuan manusia secara
sederhana. Manusia normal tidak dapat menjelaskan fenomena itu secara detail.
Dengan demikian, saya pikir, informasi itu pasti berasal dari sumber
supranatural. "
Ya, sumber
seperti ilmu pengetahuan itu pasti lebih dari tingkatan manusia. Sebagaimana
yang dikatakan Profesor Rao, tidak datang dari alam, namun hal ini jauh melebihi
alam dan jauh dari kemampuan manusia. Apa yang dicoba Profesor Rao untuk
mengatakan bahwa sesuatu itu tidak dapat dilengkapi dengan kemajuan, untuk itu
kebenaran ini ditunjukkan dengan firman Allah, satu-satunya yang mengetahui alam
semesta dan rahasianya. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan di dalam
al-Quran:
"Katakanlah: al-Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia
di langit dan di bumi. . . . " (QS al-Furqan:
6)
Inilah
dari Allah. Dengan demikian, kesaksian ilmuwan itu dipusatkan menjadi satu
setelah membuktikan petunjuk ini dan cahaya yang berisi kebenaran yang tidak
dapat disangkal lagi, untuk itulah al-Quran adalah sumber petunjuk sampai hari
akhir.
Jumat, 13 Juli 2012
Laut dan Samudera
Kami
menghadirkan kepada Anda Prof. William W Hay, ahli geologi
Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Sebelumnya dia,
sebagai Dekan Rosentiell School of Marine dan Atmospheric Science di Universitas
Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Kami pergi dengannya pada ekspedisi laut
untuk menunjukkan kepada kami beberapa fenomena yang berhubungan dengan
penelitian kami, keajaiban ilmiah dari al-Quran dan Sunnah. Kami menanyakannya
tentang permukaan laut, pembatas antara bagian atas dan bawah laut, dasar
samudera, dan geologi laut. Kami juga menanyakan kepada Profesor Hay tentang
pembatas air yang bercampur antara air laut dan air sungai. Dia cukup baik dalam
menjawab pertanyaan kami secara detail. Dalam kaitannya dengan pencampuran
antara laut yang berbeda, dia menjelaskan bahwa dalam kumpulan air ini bukanlah
laut yang homogen sebagaimana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang
membedakan adalah kadar garam yang bermacam-macam, suhu, dan berat jenis. Jika
dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran
antara dua air laut yang berbeda. Masing-masing percampuran ini membagi dua laut
yang berbeda dalam suhu, kadar garam, berat jenis, biologi laut, dan kadar
oksigen yang larut. Ilmuwan pertama melihat gambar, sebagaimana yang Anda lihat,
pada tahun 1942, setelah beratus-ratus tahun tempat penelitian laut itu
didirikan. Di sinilah kita lihat perbedaan antara Laut Tengah dan Samudera
Atlantik.
Pada
foto, kita lihat segitiga yang berwama. Ini adalah dasar batu Gibraltar. Kita
dapat mengamati perbedaan warna kedua kumpulan air, meskipun dengan mata
telanjang manusia tidak dapat merasakan kealamiannya. Hal itulah yang mungkin
dengan alat satelit fotografi dan teknik kegunaan remote. Foto yang dibuat di
sini diambil dengan menggunakan satelit, khususnya yang berkaitan dengan panas
dari kumpulan air yang berbeda-beda. Dan alasan inilah mengapa laut terlihat
memiliki warna yang berbeda. Sebagaimana contoh, kita di sini melihat biru muda,
biru tua, dan hitam. Kumpulan air yang lain menunjukkan warna hijau. Perbedaan
warna itu menunjukkan perbedaan suhu dari permukaan laut. Akan tetapi,
sebagaimana yang kita ketahui semua, samudera dan laut akan terlihat dengan
warna biru di hadapan mata kita. Percampuran ini hanya dapat dilihat dan
diterima dengan penelitian ilmiah dan teknologi modern. Allah telah menjelaskan
kepada kita di dalam al-Quran bahwa:
"Dia membiarkan (maraja) dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing "
(QS
ar-Rahman: 19 -
20)
Secara
tradisi, ada dua tafsiran utama dari ayat ini. Yang pertama, menunjukkan
dengan mengikud arti harfiah dari istilah maraja, laut yang bertemu dan
bercampur dengan yang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya al-Quran melanjutkan
pengertian itu bahwa ada pembatas antara mereka. Arti pembatas ini secara
sederhana mencegah laut dari melanggar hal keduanya atau penggenangan dengan
yang lain.
Pendukung pendapat kedua, menanyakan bagaimana bisa ada pembatas
antara laut yang mana mereka tidak melanggar satu dengan yang lain. Sedangkan
ayat ini menunjukkan bahwa laut saling bertemu? Mereka menyimpulkan bahwa laut
tidak bertemu dan mencari arti lain dari istilah maraja, tetapi sekarang ilmu
pengetahuan modern menunjukkan kita dengan informasi yang cukup untuk
menyelesaikan persoalan ini. Laut tidak bertemu sebagaimana yang kita lihat,
sebagaimana contoh di dalam gambar Mediterranean dan Samudera Atlantik. Meskipun
ada pembatas air yang condong di antaranya, kita sekarang tahu bahwa melalui
pembatas ini air dari masing-masing laut itu melintasi yang lain. Tetapi ketika
air dari laut satu memasuki laut yang lain, akan kehilangan sifat tersendirinya
dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini
menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air.
Inilah
sebuah contoh yang unggul dari penelitian ilmiah modern Islam. Dengan demikian
teknik modern dapat digunakan untuk menunjukan bahwa al-Quran tidak ada
bandingannya. Kami mendiskusikan ayat ini dan beberapa ayat yang lain yang
sangat panjang dengan Profesor Hay dan kemudian kami menanyakan kepada beliau
pertanyaan sebagai berikut: "Apakah pendapat Anda tentang fenomena ini, yakni
teks yang telah Anda miliki sekarang yang telah diturunkan pada 1400 tahun yang
lalu dan menggambarkan secara mendetail rahasia alam semesta yang mana tidak
seorang pun pada waktu itu yang pernah mengetahuinya secara sederhana karena
teknik dan peralatan yang tersedia?
Profesor Hay menjawab: "Saya mendapatkan hal yang sangat menarik
bahwa informasi semacam ini di dalam kitab Injil kuno dari kitab al-Quran dan
saya tidak rnemiliki cara mengetahui mereka datang dari mana, tetapi saya pikir
hal ini luar biasa menarik dan pekerjaan ini akan berlanjut untuk menemukannya,
arti dari beberapa bagian ini. " Dia ditanyai: "Kemudian Anda telah menolak
dengan mutlak hal ini berasal dari sumber manusia. Siapa yang Anda pikiirkan
informasi seperti ini dari sumber yang asli?" Profesor Hay menjawab: "Baik,
saya berpikir pasti ini berasal dari Tuhan. "
Sebenarnya ini adalah pengetahuan Ketuhanan yang diturunkan Allah untuk
mendukung pesan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau bersabda:
"Setiap Rasul telah diberi sesuatu untuk membuat umatnya percaya
kepadanya. Tetapi aku diberi petunjuk oleh Allah, dan aku berbarap, aku akan
memiliki pengikut paling banyak di hari kiamat. " (HR Bukhari)
Petunjuk ini berisi keajaiban dan tetap dipegang teguh sebagai buku
kepada manusia sampai akhir zaman.
Kamis, 12 Juli 2012
Gunung
Sekarang
kami bertemu dengan seseorang ahli yang unik. Dia berbeda dengan ahli yang lain,
tetapi pada saat yang sama, dia anggota dari kelompok ahli. Namanya adalah
Profesor Siaveda, salah satu anggota ahli geologi dari Jepang. Dia juga salah
satu ilmuwan terkenal dunia. Pemikiran Profesor Siaveda dipenuhinya dengan
beberapa distorsi dan kecurigaan tentang semua agama. Memang benar apa yang dia
katakan yang berkenaan dengan semua agama, kecuali Islam, sebab Islam berbeda
dengan semua agama yang ia bicarakan.
Ketika
kami bertemu dengannya, dia berkata kepada kami: "Anda belajar agama yang semua
ada di dunia seharusnya Anda menjaga dengan menutup mulut Anda selamanya." Kami
menjawab: "Tetapi mengapa, Profesor, mengapa?" Dia menjawab: "Sebab, jika Anda
berbicara, Anda menyebabkan perang yang berkobar antara keseluruhan manusia di
dunia". Kami bertanya kepadanya: "Mengapa persekutuan NATO dan Pakta Warsawa
mengumpulkan gudang senjata nuklir secara besar-besaran dan senjata nuklir di
angkasa, laut, darat, dan bawah tanah. Mengapa hal ini? Apakah hal ini untuk
alasan agama?" Dia terdiam. Kemudian kami berkata kepadanya: "Bagaimananapun
kami tahu bahwa sikap Anda yang berhubungan dengan semua agama, namun karena
Anda tidak tahu banyak tentang Islam, Anda mungkin mendengar apa yang kami
katakan." Jadi, kami menanyakannya banyak pertanyaan tentang keahliannya dan
juga memberikan informasi kepadanya tentang ayat-ayat al-Quran dari Hadis Nabi
yang menyebutkan fenomena yang ia bicarakan.
Satu dari
pertanyaan ini adalah tentang gunung yang benar-benar mengakar di bumi. Dia
menjawab: "Perbedaan pokok antara gunung yang ada di
benua dan gunung yang ada di samudera terletak pada bahannya. Gunung yang ada di
benua pada dasarnya terbuat dari endapan, sedangkan gunung di samudera terbuat
dari batu vulkanik. Gunung di benua terbentuk dari kekuatan tekanan ,
sedangkan gunung di samudera terbentuk dari kekuatan perpanjangan. Tetapi, di
antara kedua gunung itu memiliki persamaan bahwa mereka mengakar untuk mendukung
pegunungan. Dalam hal ini, gunung di benua, ringan rendahnya berat jenis bahan
dari gunung secara luas turun ke bumi sebagai akar. Sedangkan gunung di samudera
juga ada bahan ringan yang menyokong gunung sebagai akar, tetapi bahan-bahan
gunung disamudera ini tidak ringan sebab komposisinya ringan, tetapi panas, oleh
karena itu agak meluas Tetapi dari sudut pandang berat jenis, mereka mengerjakan
hal yang sama dalam menyokong pegunungan. Oleh karena itu, fungsi akar adalah
penyokong gunung sesuai dengan hukum Archimedes. "
Profesor
Siaveda menggambarkan semua bentuk gunung, baikyang di darat maupun di laut,
sebagaimana yang menjadi bentuk iris. Dapatkah seseorang pada masa Nabi Muhammad
SAW mengetahui kondisi gunung ini? Dapatkah seseorang membayangkan bongkahan
gunung yang dia lihat sebelumnya benar-benar memperluas ke dalam bumi dan
memiliki akar sebagaimana yang dipercayai para ilmuwan. Banyak buku geografi
yang membicarakan gunung, hanya menggambarkan bagian permukaan bumi. Hal inilah
yang tidak ditulis oleh ahli geologi, akan tetapi ilmu pengetahuan modern
memberikan informasi kepada kita tentang gunung dan Allah
berfirman,
"Dan
gunung gunung sebagai pasak" (QS anNaba'. 7)
Kami
bertanya kepada Profesor Siaveda: "Apakah gunung-gunung itu memiliki fungsi
dalam membangun kerak bumi?" Dia mengatakan bahwa hal ini belum ditemukan dan
dibangun oleh para ilmuwan. Dalam pandangan jawaban, kami menyelidiki dan
menanyakan tentang hal ini dan kami mendapati beberapa ahli geologi memberikan
jawaban yang sama, kecuali hanya sedikit. Di antara yang sedikit itu sebagai
penulis buku yang berjudul "Bumi". Buku ini dijadikan sebagai dasar referensi di
beberapa universitas di seluruh dunia. Salah satu penulis buku ini bernama Frank
Press. Sekarang ini dia Presiden Akademi Ilmu Pengetahuan di Amerika Serikat.
Sebelum itu, dia penasihat ilmu pengetahuan bekas Presiden Amerika Serikat,
Jimmy Carter.
Apa yang
dikatakan dalam bukunya, ia menggambarkan gunung menyerupai bentuk iris di mana
gunung itu bagian kecil dari semua yang memiliki akar dan mengakar kuat di dasar
tanah. Prof Press menulis fungsi gunung dan menyatakan bahwa mereka memainkan
peran penting dalam menstabilkan kerak bumi. Inilah kenyataan mengapa al-Quran
menggambarkan gunung pada 14 abad yang lalu.
Allah
berfirman:
"Dan
gunung gunung dipancangkannya dengan teguh. " (QS an-Naazi'at :
32)
"Dan
Dia menancapkan gunung gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama
kamu. "
(QS an-Nahl : 15)
Namun,
siapa yang telah memberi tahu Nabi Muhammad SAW tentang hal ini? Kami menanyakan
kepada Profesor Siaveda pertanyaan berikut: “Apa pendapat Anda setelah melihat
al-Quran dan Sunnah yang berkaitan dengan rahasia alam semesta yang baru saja
ditemukan para ilmuwan akhir-akhir ini?" Dia menjawab:
"Saya
pikir, hal ini terlihat sangat misterius bagi saya, hampir tidak dapat
dipercaya. Saya sungguh berpikir apa yang Anda katakan itu benar. Buku itu
sungguh luar biasa, saya setuju. "
Ya, apa
yang dapat dikatakan para ilmuwan? Mereka tidak dapat menghubungkan pengetahuan
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dan yang tertulis di dalam
al-Quran untuk seluruh umat manusia atau ahli ilmiah pada masa lalu, sebab semua
ilmuwan tidak menyadari akan rahasia semua ini. Terlebih lagi, semua manusia
tidak dapat menjelaskan tetapi untuk menghubungkan pengetahuan itu untuk
beberapa kekuatan bumi. Ya, inilah petunjuk dari Allah yang diturunkan kepada
utusan-Nya, Nabi Muhammad SAW yang buta huruf yang dibuat Allah sebagai tanda
yang abadi untuk mengantarkan manusia sampai akhir zaman.
Rabu, 11 Juli 2012
Geologi dan Asal Usul Bumi
Profesor
Alfred Kroner berkata: ". . . bahwa beberapa pernyataan
yang dibuat pada saat tidak dapat ditunjukkan, tetapi metode ilmiah modern
sekarang pada poslsi yang membuktikan apa yang dikatakan Muhammad 1400 tahun
yang lalu. "
Kami
menghadirkan kepada Anda Profesor Alfred Kroner, salah satu ahli geologi
terkenal dunia. Dia adalah ahli geologi dan Ketua Jurusan Geologi Institut
Geosciences, Universitas Johannes Gutterburg, Mainz, Jerman. Kami bertemu
dengannya dan menunjukkan beberapa ayat al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW Dia
mempelajari dan memberikan komentarnya dan kemudian kami mendiskusikan hal ini
bersamanya.
Profesor
Kroner berkata: "Pikirkan tentang beberapa pertanyaan ini
dan pikirkan Nabi Muhammad itu datang dari mana, dia datang dari suku
Badui.2) Saya pikir, semuanya itu hampir tidak
mungkin dia dapat mengetahui segala hal seperti asal-usul alam semesta secara
umum, sebab ilmuwan baru dapat menentukan hal itu pada tabun-tahun terakhir
dengan metode yang sangat rumit dan teknologi yang canggih untuk hal ini.
"
Profesor
Kroner memilih contoh dari al-Quran yang membuktikan kepadanya bahwa al-Quran
tidak datang dari Nabi Muhammad SAW Contoh yang diambil Profesor Kroner ini
adalah sebuah gambaran dari alQuran yang membuktikan kenyataan bahwa alam
semesta ini dimulai dalam satu kesatuan yang benarbenar ada. Allah Yang Maha
Agung dan Maha Mulia berfiman:
"Dan
apakah orang orang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya.
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka
tiada juga beriman?" (QS al-Anbiyaa : 30)
Arti
"ratgan" pada ayat ini, sebagaimana Ibnu Abbas, mujahid dan yang lainnya
berkata, Allah akan senang dengan semuanya akan mereka, langit dan bumi yang
ditancapkan bersama atau paduan atau campuran yang bersama, kemudian mereka
dipisahkan dari satu dengan yang lain. Profesor Kroner menggunakan hal ini
sebagai contoh untuk membuktikan bahwa tidak ada manusia yang hidup pada masa
Nabi Muhammad SAW yang dapat mengetahui hal ini.
Profesor
Kroner menyatakan: "Seseorang yang tidak tahu sesuatu
tentang fisika nuklir 1400 tahun yang lalu, saya pikir, tidak dapat dalam posisi
ini untuk mengetahui dari pemikirannya sendiri untuk kejadtan bahwa bumi dan
langit memiliki asal-usul yang sama atau beberapa pertanyaan yang lain yang kami
diskusikan di sini."
Profesor
Kroner, hal ini terlihat oleh kita, bahwa dia memiliki pembawaan yang bersifat
mengelak. Sebagai contoh, kami menyatakannya untuk menggambarkan kondisi geologi
Arab. Apakah Arab itu penuh dengan kebun buah-buahan dan sungai? Dia berkata:
"Selarna zaman es dan telah diketahui lebih jauh bahwa gunung es yang terapung
di kutub utara secara perlahan bergerak menuju ke selatan. Ketika gunung es
kutub itu secara relatif mendekat ke Jazirah Arab, cuaca akan berubah dan
negara Arab akan menjadi satu dari daerah yang
paling hijau dan paling basah di dunia. Kami bertanya kepadanya: "Apakah Arab
itu akan menjadi daratan yang dipenuhi dengan kebun buah-buahan dan sungai?" Dia
menjawab: "Ya, hal ini adalah fakta ilmiah."
Hal ini
mengherankan kami, dan kami heran bagaimana dia membuat pernyataan ini sebagai
fakta ilmiah padahal hal ini berhubungan dengan masa depan dan kami bertanya:
"Mengapa?" Dia menjawab: "Sebab zaman es pada dasarnya
telah dimulai. Dan kita dapat melihat es yang bergerak sangat perlahan, sekali
lagi, dari kutub Utara menuju ke selatan. Pada kenyataannya, es di kutub
sekarang mendekati Jazirah Arab secara perlahan. Kita dapat melihat tanda es ini
dari badai salju yang menyerang bagian utara Eropa dan Amerika setiap musim
dingin. Para ilmuwan telah melihat tanda-tanda lain dan informasi yang
menunjukkan dimulainya zaman es. Inilah fakta ilmiah. "
Kami mengatakan kepadanya: “Apakah yang baru saja
Anda sebutkan itu hanya diketahui ilmuwan setelah penelitian yang lama dan
dengan bantuan peralatan tertentu. Tetapi kami telah mendapatkan yang Anda
sebutkan itu dari Nabi Muhammad SAW 1400 tahun yang lalu. Beliau bersabda di
dalam hadisnya yang diteruskan di dalam Shahih Muslim.
"Hari
kiamat itu tidak akan datang kepada kita sampai daratan Arab itu sekali lagi
akan menjadi padang rumput dan dipenuhi dengan sungai. "
Pada pokok
persoalan ini kami bertanya kepada Profesor Kroner: "Siapa yang mengajarkan Nabi
Muhammad SAW bahwa daratan Arab itu sekali lagi akan dipenuhi dengan kebun
buah-buahan dan sungai?" Dia langsung menjawab: "Bangsa Romawi". Hal ini
mengingatkan kami akan kemampuan Profesor Kroner untuk mengelak. Kami bertanya
kepadanya pertanyaan lain: "Akan tetapi siapa yang memberitahukan Nabi Muhammad
SAW bahwa daratan Arab sekali lagi akan menjadi padang rumput dan dipenuhi
dengan sungai?" Prof Kroner menjadi mengelak jika malu, akan tetapi sewaktu atau
pada saat dia dihadapkan dengan kebenaran, dia cukup berani untuk menyatakan
pendapatnya secara blak-blakan dan dengan demikian dia menjawab: Ia dapat
mengetahuinya hanya melaui petunjuk dari yang di atas.
Akhirnya,
setelah kami berbicara dengannya, dia membuat komentar sebagai
berikut:
“Jika Anda menggabungkan semua ini dan
menggabungkan semua pernyataan itu maka di dalam al-Quran juga ada ayat yang
berhubungan dengan bumi dan formasi dari bumi dan ilmu pengetahuan secara umum,
Anda dapat mengatakan secara mendasar bahwa pernyataan itu dibuat dalam beberapa
cara yang benar. Mereka sekarang dapat ditegaskan dengan metode ilmiah dan pada
cara yang dapat Anda katakan bahwa al-Quran adalah buku teks ilmu pengetahuan
yang simpel dan sederhana untuk orang yang sederhana. Pernyataan itu dibuat pada
saat atau zaman yang tidak dapat dibuktikan dengan metode modern secara ilmiah
yang sekarang pada posisi yang dapat ditunjukkan dengan apa yang dikatakan Nabi
Muhammad 1400 tahun yang lalu."
Allah
berfirman:
"Al-Quran ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. Dan
sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita al-Quran setelah beberapa
waktu lagi. "
(QS Shaad
: 87-88)
2). Muhammad tidak dilahirkan dari Suku
badui, tetapi dilahirkan dari suku perkotaan. yaitu Bani
Hasyim.
Senin, 09 Juli 2012
Otak Besar
Allah berfirman di dalam al-Quran
tentang salah satu kejahatan orang kafir yang melarang Nabi Muhammad SAW untuk
shalat di Ka'bah:
"Ketabuilah, sungguh jika
dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubun-nya, (yaitu ) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. "
(QS al -Alaq : 15 -16)
Mengapa al-Quran menggambarkan
bagian depan kepala sebagai pembohongan dan perbuatan dosa? Mengapa al-Quran
tidak mengatakan bahwa seseorang itu berbohong dan melakukan dosa? Apakah ada
hubungannya antara bagian depan kepala dan kebohongan dan perbuatan penuh dosa?
Jika kita melihat tengkorak
bagian depan kepala, kita akan mendapatkan atau menemukan daerah prefrantal
pada otak besar. Apa yang fisiologi katakan kepada kita tentang fungsi daerah
ini? Sebuah buku yang berjudul Essentials of Anatomy Physiology menyatakan
tentang daerah ini: "Motivasi dan tinjauan ke masa depan untuk
merencanakan dan memulai atau memprakarsai pergerakan yang terjadi di bagian
depan dari cuping garis depan, daerah prefrantal. Ini adalah daerah dari
gabungan atau kumpulan kulit otak." Buku ini juga menyatakan: "Dalam
hubungannya dengan keterlibatannya di dalam motivasi daerah prefrantal juga
dipikir untuk dijadikan pusat fungsi untuk penyerangan."
Sehingga daerah otak besar ini
bertanggung jawab untuk merencanakan, memotivasi, dan memulai perbuatan baik
maupun buruk dan bertanggung jawab untuk menceritakan kebohongan dan mengatakan
kebenaran. Oleh karena itu, sangat tepat menggambarkan bagian depan kepala
sebagai kebohongan dan perbuatan penuh dosa ketika seseorang berbohong atau
melakukan sebuah dosa sebagaimana yang ada di dalam al-Quran surat al-Alaq :
15-16. Para ilmuwan hanya menemukan fungsi daerah prefrantal ini pada 60 tahun
terakhir, menurut Profesor Keith Moore.1)
1). Inilah contoh pengarang yang
memberikan penafsiran dari tetes al-Quran yang mungkin terihat ada perbedaan
yang tekenal dan disetujui atas arti atau maksud itu dan Allah mengizinkanNya.
Intepretasi yang didasarkan pada pandangan ilmu eksak sangatlah tepat. Arti
sebenamya dari ayat ini adalah sebuah kemarahan dari kebohongan dan kekejaman
yang bertubi-tubi terhadap Nabi Muhammad SAW oleh pamannya Abu Jahal. Jidatnya
akan dihitamkan pada saat hari kebangkitan sebagai balasan terhadap kata-kata
dan perbuatan jahatnya (Tafsir Ibu Katsir).
Minggu, 08 Juli 2012
Kulit Sebagai Panca Indera
Profesor Tejatat Tejasen
mengucapkan kalimat "Laa illaha
illallah Muhammad Rasul Allah." Pria ini mengucapkan kalimat shahadah. Dengan
demikian dia menyatakan menjadi seorang Muslim. Hal ini terjadi selama
Konferensi Kedokteran ke-5 yang diadakan
di Riyadh, Saudi Arabia. Dialah Profesor Tejatat Tejasen, Ketua Jurusan Anatomi
di Chiang Mai, Universitas Thailand. Dia sebelumnya Dekan Fakultas Kedokteran
di Universitas yang sama.
Kami menunjukkan beberapa ayat
al-Quran dan Hadis Nabi kepada Profiesor Tejasen yang sesuai dengan keahliannya
dalam bidang anatomi. Dia memberi alasan bahwa mereka juga memiliki kitab dalam
agama Budha yang menerangkan gambaran fase perkembangan embrio yang sangat
akurat. Kami mengatakan kepadanya bahwa kami sangat senang dan tertarik untuk
melihat gambaran itu dan belajar tentang kitab itu. Setahun kemudian, Profesor
Tejasen datang ke Universitas King Abdul Aziz sebagai penguji dari luar. Kami mengingatkannya tentang
pernyataan yang dibuatnya setahun yang lalu, tetapi dia minta maaf dan
mengatakan bahwa pada saat dia membuat pernyataan itu tanpa mengetahui
persoalan itu dengan pasti. Akan tetapi, ketika dia mencek Kitab Tripitaka,
ternyata dia tidak menemukan pertalian dengan pokok masalah.
Atas dasar hal ini, kami
menghadirkan sebuah kuliah tertulis Profesor Keith Moore tentang kecocokan
antara embriologi modern dengan apa yang tertulis di dalam al-Quran dan Sunnah.
Dan kami bertanya kepada Profesor Teja sen jika dia tahu tentang Profesor Keith
Moore. Bahkan dia menjawab bahwa dia tentu tahu Profesor Moore dan menambahkan
bahwa Profesor Moore adalah salah satu ilmuwan dunia yang terkenal dalam
bidangnya.
Ketika Profesor Tejasen
mempelajari artikel ini, dia juga sangat heran. Kami menanyakannya beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan keahliannya. Salah satu pertanyaan itu
menyinggung tentang penemuan terbaru dalam hal dermatologi tentang sifat-sifat
kulit sebagai salah satu alat panca indera.
Dinyatakan kepada Profesor
Tejasen: "Anda akan tertarik untuk mengetahui isi kitab ini, kitab
al-Quran, sebagai referensi pada 1400 tahun yang lalu yang menyinggung tentang
persoalan hukuman bagi orang yang tidak beriman atau kafir yaitu akan masuk
neraka yang dipenuhi api. Dalam hal ini dinyatakan bahwa ketika kulit mereka
mengalami kerusakan, Allah membuat kulit lain untuk mereka sehingga mereka
merasakan hukuman balasan di dalam neraka itu. Ini menunjukkan pengetahuan tentang
bagian terakhir dari urat syaraf dalam kulit dan ayat tersebut artinya:
"Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam
neraka. Setiap kulit mereka hangus, Kami ganti mereka dengan kulit yang lain, supaya
mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
" (QS an-Nisa : 56)
Kami menanyakannya: "Jadi
Anda setuju bahwa ini referensi tentang pentingnya bagian terakhir dari urat
syaraf dalam perasaan kulit, 1400 tahun yang lalu?" Profesor Tejasen
menjawab: "Ya, saya setuju."
Pengetahuan tentang perasaan
kulit ini telah diketahui lama sebelumnya, sebab hal ini dikatakan jika
seseorang berbuat salah, kemudian dia akan dihukum dengan menghanguskan kulimya
dan kemudian AIlah akan menggantinya dengan kulit baru, yang menutupi mereka
agar mereka tahu bahwa dia disiksa kembali. Hal ini berarti mereka tahu
beberapa tahun lalu bahwa rangsangan perasaan sakit pasti ada di kulit,
sehingga mereka akan diganti dengan kulit yang baru. Kulit adalah pusat
kepekaan luka bakar. Oleh karena itu, jika kulit terbakar api seluruhnya, akan
kehilangan kepekaannya. Dengan berdasar alasan inilah maka Allah akan menghukum
orang-orang kafir di hari kiamat dengan mengembalikan kulit mereka ke keadaan
semula secara terus menerus, sebagaimana Allah Yang Maha Agung dan Maha Mulia
berfirman dalam alQuran surat an-Nisa : 56.
Kami menanyakan kepadanya sebuah
pertanyaan sebagai berikut: "Apakah mungkin ayat-ayat al-Quran ini datang
dari Nabi Muhammad SAW dari sumber manusia?" Profesor Tejasen mengakui
bahwa ayat-ayat al-Quran tidak mungkin bersumber dari manusia. Akan tetapi dia
masih menanyakan tentang sumber ilmu pengetahuan itu dan dari mana Nabi Muhammad
kemungkinan menerima ayat-ayat itu? Kami menjawab: "Dari Allah, Yang Maha Agung dan Maha
Mulia." Kemudian dia bertanya: "Siapakah Allah itu?" Kami
menjawab: "Dia adalah pencipta semua yang ada di jagat raya ini. Jika Anda
mendapatkan kebijakan kemudian hal ini hanya datang dari satu-satunya Yang Maha
Bijaksana. Jika anda menemui pengetahuan dalam pembuatan alam semesta ini,
Dialah pencipta alam semesta, satu satunya Yang Maha Mengetahui. Jika Anda
mendapatkan kesempurnaan komposisi ciptaan-Nya, inilah bukti bahwa Dialah Yang
Maha Sempurna. Dan jika Anda mendapatkan kemurahan hati kemudian memberikan
kesaksian ini pada kenyataan bahwa penciptaan itu dimiliki sebagai satu
kesatuan tata tertib dan menghubungkan bersama dengan kuat, kemudian inilah bukti
bahwa inilah ciptaan Sang Pencipta, Allah Yang Maha Agung dan Maha Kuasa.
Profesor Tejasen setuju dengan
apa yang kami terangkan kepadanya. Dia kembali ke negaranya di mana dia
menyampaikan beberapa perkuliahan tentang pengetahuan barunya dan penemuannya.
Kami telah memberikan informasi kepada lima orang mahasiswa yang kemudian masuk
Islam sebagai hasil dari perkuliahan ini. Kemudian pada saat Konferensi
Kedokteran ke-5 yang diselengagrakan di Riyadh, Profesor Tejasen mengikui seri
perkuliahan tentang tanda-tanda kedokteran dalam al-Quran dan Sunnah. Profesor
Tejasen menghabiskan empat hari dengan beberapa perkuliahan, Muslim dan
non-Muslim, membicarakan tentang fenomena di dalam al-Quran dan Sunnah. Pada
sesi akhir itu, Profesor Tejasen berdiri dan berkata:
"Pada hari ketiga
tahun-tahun terakhir ini, saya menjadi tertarik mempelajari al-Quran yang mana
Syeikh Abdul Majid az-Zindani berikan kepada saya. Tahun lalu, saya mendapati
tulisan Profesor Keith Moore terakhir dari Syeikh. Dia meminta saya menerjemahkan
ke dalam bahasa Thai dan memberikan sedikit kuliah kepada Muslim di Thailand.
Saya telah memenuhi permintaannya. Anda dapat melihatnya dalam video tape yang
saya berikan kepada Syeikh sebagai sebuah hadiah. Dari penelitian saya dan apa
yang saya pelajari secara keseluruhan dalam konferensi ini, saya percaya bahwa
semuanya yang telah tertulis di dalam alQuran pasti sebuah kebenaran, yang
dapat dibuktikan dengan peralatan ilmiah. Sejak Nabi Mubammad SAW yang tidak
dapat membaca maupun menulis, Muhammad pasti seorang utusan yang menyiarkan
kebenaran yang diturunkan kepadanya sebagai seorang yang dipilih oleh Sang
Pencipta. Pencipta ini pasti Allah atau Tuhan. Oleh karena itu, saya berpikir
inilah saatnya saya mengucapkan kalimat "Laa illaha
illallah (Tiada Tuhan selain Allah) Muhammad Rasul Allah (Muhammad
adalah utusan Nya). "
Saya tidak hanya belajar dari
pengetahuan ilmiah selama konferensi itu, tetapi juga kesempatan yang bagus
bertemu dengan beberapa ilmuwan baru dan bertemu dengan mereka sebagai sesama
peserta. Hal yang paling berharga yang saya peroleh ketika datang ke konferensi
ini adalah saya mengucapkan kalimat "Laa ilaaha illallah, Muhammad
Rasul Allah," dan saya menjadi seorang Muslim.
Kebenaran itu datangnya dari
Allah sebagaimana firmannya di dalam al-Quran:
"Dan orang-orang yang diberi
ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
itulah yang benar dan menyuruh (manusia) kepada jalan Tuhan Yang Maha Perkara
lagi Maha Terpuji. " (QS Saba': 6)
Langganan:
Postingan (Atom)