Buku berjudul "Perkembangan
Manusia" yang ditulis Profesor Keith Moore telah diterjemahkan ke
dalam delapan bahasa. Buku ini dijadikan referensi penelitian ilmiah, dan
dipilih oleh Komite Khusus di Amerika Serikat sebagai buku terbaik yang ditulis
oleh satu orang. Kami bertemu dengan penulis buku ini dan menjelaskan kepadanya
beberapa ayat al-Quran dan hadis yang berkaitan dengan spesialisnya di bidang
embriologi.
Profesor Moore meyakinkan
keterangan kami, sehingga kami mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
"Anda menyebutkan di buku Anda bahwa pada abad pertengahan tidak ada
kemajuan dalam ilmu pengetahuan dalam bidang embriologi dan hanya sedikit yang
tahu pada saat itu. Pada saat yang sama, al-Quran diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan beliau mengajarkan kepada masyarakat sesuai dengan apa yang
Allah turunkan kepadanya. Di dalam al-Quran Juga menjelaskan gambaran penciptaan manusia secara detail dan perkembangan
manusia pada fase yang berbeda. Anda
adalah seorang ilmuwan yang ternama, namun, mengapa Anda tidak membela kebenaran dan menyebutkan kebenaran ini di
dalam buku Anda?" Beliau menjawab: "Anda memiliki bukti dan saya
tidak. Jadi, mengapa Anda tidak mempresentasikan hal itu kepada kami?"
Kami melengkapinya dengan bukti
dan Profesor Moore ternyata terbukti menjadi seorang ilmuwan yang ternama.
Dalam bukunya edisi ketiga, dia membuat beberapa tambahan. Buku ini telah
diterjemahkan, sebagaimana yang kami sebutkan sebelumnya ke dalam delapan
bahasa, termasuk bahasa Rusia, Cina, Jepang, Jerman, Italia; Portugis, dan
Yugoslavia. Buku ini dapat dinikmati karena sudab tersebar ke seluruh dunia dan
dibaca beberapa ilmuwan dunia yang terkenal.
Profesor Moore menyatakan di
dalam bukunya tentang Abad Pertengahan bahwa:
"Perkembangan ilmu
pengetahuan berjalan secara lambat dari zaman pertengahan dan ada sedikit
perkembangan penyelidikan dalam hal embriologi yang diusahakan selama abad ini
sebagaimana yang telah kita ketahui. Hal ini dijelaskan di dalam al-Quran,
kitab suci umat Muslim, manusia diciptakan dari sebuah campuran pengeluaran
dari laki-laki dan perempuan. Beberapa referensi yang lain menyebutkan bahwa
penciptaan manusia itu dari setetes mani (sperma) dan juga diharapkan bahwa
hasil dari organisme itu terbentuk dalam janin perempuan seperti sebuah biji
enam hari setelah permulaan (blastosit manusia mulai tertanam sekitar enam hari
setelah pembuahan).
Al-Quran juga menyebutkan bahwa
setetes mani itu berkembang menjadi segumpal darah yang membeku. Penanaman
blastosit atau secara spontan gagal/gugur akan menyerupai segumpal darah secara
konsep. Embrio juga dikatakan mirip segumpal zat/substansi seperti permen karet
atau kayu (sesuatu yang mirip dengan gigi yang menandakan gumpalan zat).
Perkembangan embrio menjadi
manusia pada hari keempat puluh sampai keempat puluh dua dan tidak lama
kemudian fase ini mirip embrio binatang. Pada fase ini, embrio manusia mulai
memperoleh sifat-sifat manusia. Al-Quran juga menjelaskan bahwa pertumbuhan
embrio mengalami tiga kegelapan, pertama, dinding perut depan (ibu), kedua,
dinding uterus, ketiga, membran Amniokhorionik. Ruangan yang tidak
mengizinkan memperbincangkan beberapa referensi Yang menarik lainnya yang
berkaitan dengan pertumbuhan manusia sebelum dilahirkan yang muncul di dalam
al-Quran.
Hal ini sesuai dengan apa yang
telah ditulis Prof. Moore di dalam bukunya. Segala puji bagi Allah. Dan sekarang
telah disebarkan ke seluruh dunia. Kesesuaian antara ilmu pengetahuan dan
al-Quran ini menjadikan kewajiban bagi Profesor Moore untuk menjelaskan hal ini
di dalam bukunya. Dia menyimpulkan bahwa klasifikasi modern dari fase
perkembangan embrio yang telah diterima di seluruh dunia tidaklah mudah atau
lengkap. Hal ini tidak menolong pemahaman dari perkembangan fase embrio, sebab
fase itu menurut basis angka, yaitu fase 1, fase 2, fase 3, dan seterusnya. Pembagian yang dijelaskan di dalam
al-Quran tidak tergantung dengan sistem basis angka. Al-Quran mendasarkan pada
perbedaan sesuai bentuk yang dilewati embrio agar mudah diidentifikasi.
Al-Quran menjelaskan fase
perkembangan janin sebelum kelahiran sebagai berikut: Nutfah yang berarti
"tetesan" atau air yang sedikit jumlahnya, alaqah yang berarti
struktur seperti lintah, mudghah yang berarti struktur seperti kunyahan,
`idhaam yang berarti tulang atau kerangka, kisaa ul-idham bil-laham yang
berarti daging pembungkus tulang atau otot, dan an-nash'a yang berarti
bentuk janin yang jelas. Profesor Moore telah mengetahui bahwa bagian ayat
al-Quran ini benarbenar berdasarkan pada fase pertumbuhan janin sebelum masa
kelahiran. Dia memberi cacatan bahwa bagian ini menunjukkan penggambaran secara
ilmiah yang elegan yang mencakup banyak hal dan praktik.
Dalam suatu konferensi, Profesor
Moore menyatakan sebagai berikut: Embrio berkembang di dalam kandungan ibu atau
dilindungi uterus dengan tiga selubung atau lapisan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam kaca mikroskop.
(A) Menggambarkan dinding perut depan, (B) Dinding Uterus (C) Membran
Amniokhorinik. Sebab fase embrio manusia ini kompleks, memperlihatkan
kelanjutan dari proses perubahan selama pertumbuhan, telah diusulkan bahwa
sistem klasifikasi baru dapat dikembangkan dengan penggunaan istilah yang
tersebut di dalam al-Quran dan Sunnah. Usulan ini sangat sederhana, luas, dan
sesuai dengan ilmu pengetahuan tentang embriologi sekarang ini.
Studi al-Quran dan hadis secara
intensif empat abad terakhir telah menurunkan sistem klasifikasi embrio manusia
yang menakjubkan sejak al-Quran diturunkan pada abad ketujuh. Meskipun
Aristoteles, penemu ilmu pengetahuan tentang embriologi, menyadari bahwa
pertumbuhan embrio anak ayam pada fase dari penelitiannya terhadap telur ayam pada
abad keempat. Dia tidak memberikan penjelasan secara mendetail tentang fase
ini. Sejauh yang diketahui dari sejarah embriologi, hanya sedikit yang tahu
tentang fase dan klasifikasinya embrio manusia sampai abad kedua puluh. Untuk
alasan tersebut, gambaran embrio manusia di dalam al-Quran itu tidak
berdasarkan ilmu pengetahuan secara ilmiah pada abad ketujuh. Hanya kesimpulan
yang masuk akal bahwa gambaran ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau tidak dapat mengetahui secara mendetail sebab beliau seorang yang
buta huruf, yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan ilmiah.
Kami mengatakan kepada Profesor
Moore, “Apa yang Anda katakan adalah benar, tetapi kebenaran itu kurang mutlak
dibandingkan dengan bukti yang telah kami tunjukkan kepada Anda dari al-Quran
dan sunnah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan embriologi khususnya. Oleh
karena itu, mengapa Anda tidak mengerjakan kebenaran dan sama sekali tidak
membawa cabang dari ayat-ayat al-Quran dan hadis yang berhubungan dengan bidang
spesialisasi atau keahlian Anda?”
Profesor Moore mengatakan bahwa
dia telah memasukkan beberapa referensi yang sesuai pada tempat yang cocok
dalam sebuah buku khusus ilmiah. Akan tetapi, dia akan mengundang kami untuk
membuat beberapa tambahan secara Islami, yang berkaitan dengan ayat-ayat
al-Quran dan Hadis Nabi dan menyoroti berbagai macam aspek yang menakjubkan
agar dimasukkan pada tempat yang cocok di dalam buku.
Hal ini telah dikerjakan dan
akibatnya Profesor Moore menulis sebuah perkenalan untuk tambahan tentang Islam
dan hasilnya dapat Anda lihat dalam buku ini. Setiap halaman berisi fakta
tentang ilmu pengetahuan embriologi, kami telah menjelaskan beberapa ayat alQuran
dan hadis yang membuktikan bahwa al-Quran dan sunnah tidak dapat ditiru. Apa
yang kami saksikan sekarang Islam menjadi berkembang ke daerah baru yang di
dalamnya berisi keadilan dan tidak memihak pikiran orang.