Kami
menghadirkan kepada Anda Prof. William W Hay, ahli geologi
Universitas Colorado, Boulder, Colorado, Amerika Serikat. Sebelumnya dia,
sebagai Dekan Rosentiell School of Marine dan Atmospheric Science di Universitas
Miami, Miami, Florida, Amerika Serikat. Kami pergi dengannya pada ekspedisi laut
untuk menunjukkan kepada kami beberapa fenomena yang berhubungan dengan
penelitian kami, keajaiban ilmiah dari al-Quran dan Sunnah. Kami menanyakannya
tentang permukaan laut, pembatas antara bagian atas dan bawah laut, dasar
samudera, dan geologi laut. Kami juga menanyakan kepada Profesor Hay tentang
pembatas air yang bercampur antara air laut dan air sungai. Dia cukup baik dalam
menjawab pertanyaan kami secara detail. Dalam kaitannya dengan pencampuran
antara laut yang berbeda, dia menjelaskan bahwa dalam kumpulan air ini bukanlah
laut yang homogen sebagaimana yang terlihat. Laut-laut itu agak berbeda, yang
membedakan adalah kadar garam yang bermacam-macam, suhu, dan berat jenis. Jika
dilihat dengan mikroskop akan terlihat garis putih yang merupakan percampuran
antara dua air laut yang berbeda. Masing-masing percampuran ini membagi dua laut
yang berbeda dalam suhu, kadar garam, berat jenis, biologi laut, dan kadar
oksigen yang larut. Ilmuwan pertama melihat gambar, sebagaimana yang Anda lihat,
pada tahun 1942, setelah beratus-ratus tahun tempat penelitian laut itu
didirikan. Di sinilah kita lihat perbedaan antara Laut Tengah dan Samudera
Atlantik.
Pada
foto, kita lihat segitiga yang berwama. Ini adalah dasar batu Gibraltar. Kita
dapat mengamati perbedaan warna kedua kumpulan air, meskipun dengan mata
telanjang manusia tidak dapat merasakan kealamiannya. Hal itulah yang mungkin
dengan alat satelit fotografi dan teknik kegunaan remote. Foto yang dibuat di
sini diambil dengan menggunakan satelit, khususnya yang berkaitan dengan panas
dari kumpulan air yang berbeda-beda. Dan alasan inilah mengapa laut terlihat
memiliki warna yang berbeda. Sebagaimana contoh, kita di sini melihat biru muda,
biru tua, dan hitam. Kumpulan air yang lain menunjukkan warna hijau. Perbedaan
warna itu menunjukkan perbedaan suhu dari permukaan laut. Akan tetapi,
sebagaimana yang kita ketahui semua, samudera dan laut akan terlihat dengan
warna biru di hadapan mata kita. Percampuran ini hanya dapat dilihat dan
diterima dengan penelitian ilmiah dan teknologi modern. Allah telah menjelaskan
kepada kita di dalam al-Quran bahwa:
"Dia membiarkan (maraja) dua lautan mengalir yang keduanya kemudian
bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing "
(QS
ar-Rahman: 19 -
20)
Secara
tradisi, ada dua tafsiran utama dari ayat ini. Yang pertama, menunjukkan
dengan mengikud arti harfiah dari istilah maraja, laut yang bertemu dan
bercampur dengan yang lain. Akan tetapi, pada kenyataannya al-Quran melanjutkan
pengertian itu bahwa ada pembatas antara mereka. Arti pembatas ini secara
sederhana mencegah laut dari melanggar hal keduanya atau penggenangan dengan
yang lain.
Pendukung pendapat kedua, menanyakan bagaimana bisa ada pembatas
antara laut yang mana mereka tidak melanggar satu dengan yang lain. Sedangkan
ayat ini menunjukkan bahwa laut saling bertemu? Mereka menyimpulkan bahwa laut
tidak bertemu dan mencari arti lain dari istilah maraja, tetapi sekarang ilmu
pengetahuan modern menunjukkan kita dengan informasi yang cukup untuk
menyelesaikan persoalan ini. Laut tidak bertemu sebagaimana yang kita lihat,
sebagaimana contoh di dalam gambar Mediterranean dan Samudera Atlantik. Meskipun
ada pembatas air yang condong di antaranya, kita sekarang tahu bahwa melalui
pembatas ini air dari masing-masing laut itu melintasi yang lain. Tetapi ketika
air dari laut satu memasuki laut yang lain, akan kehilangan sifat tersendirinya
dan menjadi sejenis dengan air yang lain. Pada suatu jalan, pembatas ini
menjalankan sebuah peralihan area sejenis untuk dua macam air.
Inilah
sebuah contoh yang unggul dari penelitian ilmiah modern Islam. Dengan demikian
teknik modern dapat digunakan untuk menunjukan bahwa al-Quran tidak ada
bandingannya. Kami mendiskusikan ayat ini dan beberapa ayat yang lain yang
sangat panjang dengan Profesor Hay dan kemudian kami menanyakan kepada beliau
pertanyaan sebagai berikut: "Apakah pendapat Anda tentang fenomena ini, yakni
teks yang telah Anda miliki sekarang yang telah diturunkan pada 1400 tahun yang
lalu dan menggambarkan secara mendetail rahasia alam semesta yang mana tidak
seorang pun pada waktu itu yang pernah mengetahuinya secara sederhana karena
teknik dan peralatan yang tersedia?
Profesor Hay menjawab: "Saya mendapatkan hal yang sangat menarik
bahwa informasi semacam ini di dalam kitab Injil kuno dari kitab al-Quran dan
saya tidak rnemiliki cara mengetahui mereka datang dari mana, tetapi saya pikir
hal ini luar biasa menarik dan pekerjaan ini akan berlanjut untuk menemukannya,
arti dari beberapa bagian ini. " Dia ditanyai: "Kemudian Anda telah menolak
dengan mutlak hal ini berasal dari sumber manusia. Siapa yang Anda pikiirkan
informasi seperti ini dari sumber yang asli?" Profesor Hay menjawab: "Baik,
saya berpikir pasti ini berasal dari Tuhan. "
Sebenarnya ini adalah pengetahuan Ketuhanan yang diturunkan Allah untuk
mendukung pesan Nabi Muhammad SAW, yang mana beliau bersabda:
"Setiap Rasul telah diberi sesuatu untuk membuat umatnya percaya
kepadanya. Tetapi aku diberi petunjuk oleh Allah, dan aku berbarap, aku akan
memiliki pengikut paling banyak di hari kiamat. " (HR Bukhari)
Petunjuk ini berisi keajaiban dan tetap dipegang teguh sebagai buku
kepada manusia sampai akhir zaman.