Rabu, 20 Juni 2012

Bismillah....Sebelum Makan


Perjalanan Rasulullah saw ke Thaif semakin menambah duka, dan memperpanjang penderitaan di jalan dakwah. Harapan untuk diterima oleh penduduk Thaif sebagai tamu yang dihormati sebagaimana kebiasaan bangsa Arab tidak Rasululah dapatkan. Penduduk Thaif justru mengusir dan melempari Rasulullah saw, memperlakukannya sepeti orang gila, hingga Rasulullah saw harus berlindung di sebuat kebun milik Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah. Dua orang pemilik kebun itu kemudian terketuk hatinya, merasa iba melihat Rasulullah saw yang terluka.

Disuruhlah penjaga kebun itu untuk memetik setangkai anggur, meletakkannya di tempat penyajian  dan mengantarkannya kepada Rasulullah saw yang sedang berlindung di balik tembok kebun itu. Adas –sang penjaga kebun- itupun melaksanakan perintah majikannya, memetik anggur, meletakkannya di tempat penyajian dan mengantarkannya kepada Rasulullah saw dan mempersilakannya untuk menikmatinya dengan mengatakan: “Silakan makan”. Adas menemani Rasulullah saw di persembunyiannya itu.

Rasulullah saw memetik anggur itu. Sebelum buah anggur itu memasuki mulutnya, terucaplah kata “Bismillah....”, kemudian mengunyah dan memakannya.

Adas terkesima dengan cara makan Rasulullah saw. Bacaan basmalah yang didengarnya membuatnya tertegun. Ia berkata,  “Sesungguhnya bacaan basmalah ini tidak pernah saya dengar terucap di negeri ini. Baru sekarang ini saya mendengarnya”.

Rasulullah saw bertanya kepadanya,  “Memang dari negeri manakah kamu Wahai Adas, apa agamamu? Ia menjawab: “Saya beragama Nasrani, dan saya berasal dari  Naynuwiy”. Rasulullah saw berkomentara: “Naynuwiy adalah negerinya orang shalih yang bernama Yunus bin Matta”.

Mendengar tokoh negerinya disebut oleh Rasulullah saw, Adas semakin penasaran dan ingin mengetahui lebih jauh tentang Rasulullah saw. Adas bertanya: “Dari mana engkau mengetahui Yunus bin Matta?”. Rasulullah saw menjawab, “Yunus bin Matta itu adalah saudara saya. Ia seorang Nabi dan saya juga seorang Nabi”. Mendengar penjelasan itu Adas spontan memeluk Rasulullah saw menciumi kepala, kedua tangan dan kedua kaki Rasulullah saw.

Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah memandanginya dari kajauhan dan berkata satu sama lain, “Budakmu telah ia rusak agamanya”. Dan tak lama kemudian Adas datang menemui keduanya. Segera Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah memarahinya, “Wahai Adas, celaka amat kamu ini, mengapa engkau ciumi kepala, tangan, dan kaki orang itu?” Adas menjawab, “Wahai tuanku. Di muka bumi ini tidak ada yang lebih baik daripada dirinya. Ia telah memberitahukan kepadaku tentang sesuatu yang hanya diketahui oleh seorang Nabi”.
Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah semakin marah dan berkata, “Celaka engkau wahai Adas, jangan pernah ada yang merubah agamamu, karena sesungguhnya agamamu lebih baik daripada agamanya”.

Bacaan Basmalah yang Rasulullah ucapkan sebelum makan buah anggur itu adalah merupakan pancaran iman yang sangat dalam dan  teraktualisasikan dalam prilaku ibadah harian. Ketulusan pengucapannya karena Allah SWT mampu menggerakkan hati seorang yang beragama Nasrani –Adas- untuk membuka diri, berkomunikasi, dan menjadi pemeluk Islam yang baik.

Membaca Basmalah sebelum makan sebagaimana amalan-amalan sunnah yang lain menjadi salah satu keunggulan kaum Muslimin. Keunggulan penganut ajaran tauhid yang beriman hanya kepada Allah SWT. Keunggulan yang membedakannya dari penganut agama lain.
Bacaan basmalah telah merubah hidup Adas. Ia menjadi pengagum Rasulullah saw, ia ciumi kepala, kedua tangan dan kakinya karena kagum dan cinta. Maka ketika ia menjadi pemeluk dan penganut agama Rasulullah saw keyakinannya tertanam kuat di dalam hati. Ia tidak terpengaruh oleh provokasi majikannya Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah yang mengatakan bahwa agama Adas sebelumnya lebih baik daripada agama baru yang dianutnya.

Keteguhan hati Adas untuk beriman dan rasa cintanya kepada Rasulullah saw ditunjukkannya kembali ketika menjelang perang Badr. Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah mengajaknya untuk ikut berangkat ke Badr, Adas bertanya: “Perang melawan orang yang pernah kalian lihat di kebun anggur dahulu? Demi Allah, gunungpun tidak akan sanggup mengalahkannya”. Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah berkata, “Celaka engkau wahai Adas, engkau telah benar-benar terkena sihirnya”.

Pengamalan sunnah –membaca basmalah sebelum makan- yang kelihatannya sederhana telah mampu menghadirkan perubahan besar bagi kehidupan orang di sekitarnya. Inilah salah satu kunci keberhasilan dakwah sepanjang sejarah. Ketulusan dan keikhlasan hanya karena Allah SWT disertai dengan kesungguhan dalam mengamalkan ajaran-ajarannya sekecil dan sesederhana apapun. Wallahu a’lam bishshawab.