Keputusan
untuk menghadang serangan kaum kafir Quraisy Makkah di luar Madinah telah
diambil. Pilihan waktu dan rute perjalanan ini menggambarkan kehati-hatian
kerja. Ketika melintasi kebun kurma milik Murabba’ bin Qaizhiy –seorang munafiq
yang sudah rabun penglihatannya- ketika merasa Rasulullah saw melintasi
kebunnya bersama kaum Muslimin, pemilik kebun itu melemparkan debu sambil
berakata:”Jika engkau adalah Rasulullah, maka saya tidak halalkan engkau
memasuki kebunku”. Hampir saja ada sahabat yang hendak menghampiri dan
membunuhnya tetapi Rasulullah mencegahnya. “Jangan dibunuh, orang ini sudah
buta mata dan buta hati”.
Rasulullah
saw bersama kaum terus bergerak. Dan ketika sampai di As Syawath –nama salah
satu perkebunan antara Madinah dan Uhud- Abdullah bin Ubay bin Salul melakukan
desersi, mundur dari pasukan kaum muslimin, dengan membawa tiga ratusan orang
pengikutnya.
Abdullah
berasalan bahwa sudah menempuh perjalanan begitu jauh masih belum juga ada
perang dengan musyrikin Makkah. Ia menganggap bahwa berita perang itu bohong,
tidak terbukti. Abdullah juga menilai bahwa keputusan menghadang kaum kafir
Qurasiy di luar Madinah adalah keputusan yang salah. Ia melihat bahwa
menghadang musuh di luar Madinah adalah usulan anak-kecil dan orang-orang yang
belum punya pengalaman. Ia menyalahkan Rasulullah saw yang menerima pendapat
mayoritas kaum muslimin dalam musyawarah untuk memutuskan cara menghadapi
serangan kafir Quraisy Makkah, dengan mengatakan, “Muhammad lebih
mentaati anak-anak kecil yang belum punya pikiran. Ia menurutinya dan mendurhakai
kita. Mengapa kita mengorbankan diri untuk mengikuti pendapat orang lain?”
Mundurnya
Abdullah bin Ubay bin Salul dengan membawa tiga ratusan orang pengikutnya
berdampak besar bagi kekuatan kaum muslimin yang masih sangat minim. Desersi
itu menimbulkan kepanikan dan goncangan yang sangat kuat bagi pasukan kaum
muslimin. Semangat sebagian pasukan terganggu oleh tindakan itu. Sebaliknya
desersi ini membangkitkan kebaranian kaum kafir Quraisy, dan menaikkan
semangatnya untuk menyerang kaum muslimin, menebus kekalahan mereka di perang
Badr tahun sebelumnya.
Allah
sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam Keadaan kamu
sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik
(mukmin). dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal
yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara
rasul-rasul-Nya. karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya; dan
jika kamu beriman dan bertakwa, Maka bagimu pahala yang besar. QS. Ali Imran: 179
Abdullah bin
Amr bin Haram telah berusaha meyakinkan kaum munafiq ini untuk kembali
bergabung dengan kaum muslimin. Kata Abdullah bin Amr bin Haram:”Wahai kaumku,
saya ingatkan kalian semua kepada Allah, agar tidak membiarkan kaum dan Nabi
kalian ketika datang musuh menyerang”.
Mereka
menjawab: “Kalau betul kalian akan berperang pastilah kami tidak akan
membiarkan kalian. Tetapi faktanya kami tidak melihat akan ada perang”. Ketika
mereka menolak untuk tetap bergabung bersama pasukan kaum Muslimin.
Abdullah bin
Amr bin Haram berkata, “Semoga Allah jauhkan kalian, musuh-musuh Allah,
pastilah Allah tidak memerlukan kalian”. Tentang mereka inilah Allah turunkan
ayat:
Dan apa yang
menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, Maka (kekalahan) itu adalah dengan
izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.
dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. kepada mereka
dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah
(dirimu)". mereka berkata: "Sekiranya Kami mengetahui akan terjadi
peperangan, tentulah Kami mengikuti kamu". mereka pada hari itu lebih
dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. mereka mengatakan dengan mulutnya
apa yang tidak terkandung dalam hatinya. dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya.
dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. QS. Ali Imran: 166-167
Mundurnya
Abdullah bin Ubay bin Salul bersama tiga ratusan orang pengikutnya ini sempat
mempengaruhi semangat Bani Salimah dan Bani Haritsah untuk ikut melakukan
desersi, mundur dari barisan kaum muslimin, akan tetapi Allah SWT meneguhkan
hati mereka dan menjaga mereka. Kata Jabir bin Abdillah:”Ayat ini turun tentang
kami -. ketika dua golongan dari padamu ingin (mundur) karena takut, Padahal
Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu...”. QS. Ali
Imran:122. Wallahu a’lam