Setelah 3 jam perjalanan dari Madiun akhirnya tibalah
kami di Lumpur lapindo yang terletak di Porong, kabupaten Sidoarjo. Jauh mata
memandang hanya terlihat genangan lumpur yang sudah padat, saya tidak tahu
berapa hektar genangan lumpur itu. Lokasi semburan lumpur tersebut merupakan
kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan industri utama
di Jawa Timur. Dibelakang saya tepatnya dibawah tanggul terdapat jalan raya
Surabaya Malang yang sewaktu waktu terancam bobolnya tanggul. Saya ngeri
melihatnya, lumpur panas itu terus menerus menyembur tiada henti, manusia
dengan berbagai teknologi canggihnya tidak mampu memperhentikanya. Ada
pihak-pihak yang mengatakan luapan lumpur ini bisa dihentikan namun hingga kini
tahun 2012 belum ada yang bisa memperhentikanya. Sudah hampir 3 kecamatan
ditengelamkanya, kira kira kapan berhentinya ? Allahlah yang maha tahu.
Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi
masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sejumlah
upaya telah dilakukan untuk menanggulangi luapan lumpur, diantaranya dengan
membuat tanggul untuk membendung area genangan lumpur. Namun demikian, lumpur
terus menyembur setiap harinya, sehingga sewaktu-waktu tanggul dapat jebol mengancam keselamatan masyarakat di sekitar tanggul.
Pemerintah dianggap tidak
serius menangani kasus luapan lumpur panas ini. Masyarakat adalah korban yang
paling dirugikan, di mana mereka harus mengungsi dan kehilangan mata
pencaharian tanpa adanya kompensasi yang layak. PT Lapindo Brantas Inc sendiri
lebih sering mengingkari perjanjian-perjanjian yang telah disepakati bersama
dengan masyarakat korban lapindo. Ya Allah berilah kesabaran dan petunjukmu
untuk para korban lumpur lapindo dan berilah keseriusan pada pemerintah untuk
menyelesaikan masalah ini. Serta hentikanlah lumpur panas lapindo ini agar masyarakat
bisa hidup tentram tanpa diliputi rasa ketakutan. Hanya kepadaMulah kami
memohon dan berlindung. Amin 3x.