Kerinduan
untuk thawaf, jalan berputar mengelilingi Ka’bah menjadi kerinduan besar,
apalagi ketika musim haji datang menjelang. Umat manusia dari suku-suku lain di
jazirah Arab dapat dengan mudah mengunjungi Makkah untuk haji, umrah maupun
keperluan perdagangan yang menjadi mata pencaharian mereka.
Kemarahan
kaum kafir Quraisy terhadap kaum muslimin yang dianggap telah keluar dari agama
tradisional mereka yang menyembah berhala membakar hangus seluruh jejak
kebaikan, kedekatan nasab, jalinan silaturrahim, dan persahabatan yang telah
terbangun bertahun-tahun sebelum masa kenabian.
Kafir
Quraisy Makkah melarang kaum muslimin untuk berkunjung ke Makkah dalam rangka
keperluan apapun. Termasuk pada bulan-bulan haram (Rajab, Dzulqa’dah,
Dzulhijjah dan Muharram) yang telah menjadi konsensus bangsa Arab, bahwa pada
bulan-bulan itu tidak boleh ada kekerasan apalagi kezhaliman. Bahkan jika
seseorang bertemu dengan pembunuh ayah atau saudaranya pada bulan-bulan haram
itu, maka tidak boleh melakukan hukuman pembalasan. Konsensus dan moratorium
kekerasan ini kaum Kafir Quraisy berlakukan untuk semua kabilah, kecuali
kaum muslimin Madinah. Kobar api permusuhan dan peperangan dalam hati mereka,
sudah menghapus semua konsensus itu.
Setelah
kegagalan pasukan Ahzab (pasukan gabungan Quraisy, Ghathfan, Yahudi dan
beberapa suku Arab lain) pimpinan Abu Sufyan yang tidak kurang dari sepuluh
ribu pasukan itu, tak mampu menembus khandaq (parit) yang mengisolasi Madinah,
dan tenda pasukan kafir yang porak-poranda oleh terpaan angin yang Allah
kirimkan, setelah mereka lebih dari satu bulan mengurung kaum muslimin dalam
cuaca dingin dan minim cadangan pangan. Kegagalan pasukan Ahzab ini memberikan
kesan semakin melemahnya kekuatan Kafir Quraisy Makkah dan semakin solidnya
Kaum Muslimin Madinah.
Dalam
situasi seperti itulah Rasulullah SAW bermimpi bahwa ia bersama dengan kaum
muslimin dapat memasuki Makkah dengan pakaian ihram, melaksanakan umrah hingga mencukur
rambut, yang menandakan kesempurnaan pelaksanaan ibadah ini. Mimpi ini
Rasulullah SAW sampaikan kepada kaum muslimin di Madinah yang baru saja melihat
kekuatan Quaraisy Makkah yang makin melemah.