Menjulang
tinggi di pusat Kota Makassar, sekitar setengah kilometer sebelah Selatan
Lapangan Karebosi. Monumen yang didirikan di atas lahan seluas satu hektare ini
dibangun pada tanggal 11 Januari 1994. Meski monumen ini hanya menara beton
yang berongga, kaku, namun masih menyisakan denyut perjuangan dan semangat yang
kuat.
Monumen
Pembebasan Irian Barat atau lebih dikenal sebagai Monumen Mandala adalah
pengingat atas keberhasilan Indonesia merebut kembali (pembebasan) wilayah
Irian Barat -sekarang Papua- yang bergolak pada 1962 ke pangkuan Ibu Pertiwi.
Ketika itu Indonesia masih dipimpin presiden pertama RI, Soekarno. Meskipun
Indonesia telah memproklamirkan kemerdekaan hampir 20 tahun, namun Belanda
masih menguasai wilayah Irian Barat. Tinggi Menara Monumen yang mencapai
ketinggian 62 meter merupakan simbol tahun 1962, tahun terjadinya perjuangan
pembebasan Irian Barat.
Lalu, mengapa
monumen ini dibangun di Makassar? Karena perjuangan dimulai dari kota ini. Di
sinilah bermarkas pasukan pembebasan Irian Barat.
Desain monumen yang dibuat dengan bentuk segi tiga sama sisi menyimbolkan Tiga Komando Rakyat (Trikora). Pada bagian bawah monumen, terdapat relief lidah api yang menjadi simbol semangat dari Trikora, sementara relief sama di bagian atas melambangkan semangat yang tidak pernah padam. Lalu ada juga 27 patung batang bambu runcing sebagai simbol instrumen perjuangan fisik rakyat saat itu.
Apabila Anda melihat di ketinggian puncak menara, di sana terlihat sebuah harde (penangkal petir) yang seolah hendak menusuk langit; bermakna cita-cita tinggi yang hendak diraih. Ada sebuah lift yang disiapkan untuk mengangkut pengunjung naik ke ruangan pengawas di puncak menara. Untuk masuk dan menikmati pemandangan dari ketinggian. Biasanya lift akan dioperasikan jika pengunjung datang secara berombongan.
Keseluruhan tinggi monument Mandala mencapai 75 meter, terdiri empat lantai. Lantai pertama menggambarkan perjuangan pahlawan lokal, sementara lantai dua menggambarkan perjuangan pahlawan nasional. Di areal tersebut juga terdapat beberapa bangunan lain, seperti galeri, dan ruang pertemuan. Khusus galeri, saat ini difungsigandakan sebagai Sekretariat Dewan Kerajinan Nasional Indonesia Daerah Sulsel. Sementara ruang pertemuan masih sering dipakai, seperti seminar dan aktifitas sejenis lainnya. Ruang pertemuan ini disewakan dan ada pengelola khusus yang menanganinya.
Tepat di belakang monumen, terdapat panggung pertunjukan yang biasa dipakai band-band lokal maupun nasional menghibur penggemarnya. Panggung itu berhadapan dengan tiga tribun untuk penonton. Dua tribun penonton biasa, dan satu tribun di bagian tengah diapit oleh dua tribun biasa, ada juga tribun untuk tamu khusus.
Memasuki monumen, pengunjung akan diarahkan ke lantai dasar terlebih dulu oleh petugas dengan melewati sebuah tangga yang membelok menuju lantai dasar. Pada dinding bagian luar monumen terdapat banyak relief yang menggambarkan suasana atau adegan sejumlah peristiwa bersejarah yang melibatkan sejumlah tokoh dan orang-orang penting di masa lampau. Diorama ini menjelaskan momen-momen bersejarah, khususnya pada masa perjuangan kemerdekaan.
Di lantai pertama ruangan monumen, terdapat 12 diorama yang masing-masing melukiskan sejumlah persitiwa penting di masa lalu. Sementara di lantai dua juga berisi relief dan diorama yang merupakan penjelasan sejarah seputar perjuangan pembebasan Irian Barat. Sama dengan lantai satu, lantai dua juga memiliki 12 diorama. Tiga relief yang ada di lantai dua ini menggambarkan sidang atau rapat persiapan membahas strategi pembebasan Irian Barat, ada relief Trikora, dan relief Jer Basuki Mawa Bea. Sementara lantai tiga berisi replika pakaian pasukan pada saat perjuangan pembebasan Irian Barat.
Selain itu, seputar lokasi monumen adalah tempat bertaburan hotel maupun wisma berbagai kelas. Dengan menempati salah satu tempat inap di kawasan tersebut, berkunjung ke Monumen Mandala bukanlah hal yang sulit lagi. Selain sangat familiar di Kota Makassar –rasanya semua warga tahu tempat ini, akses kendaraan ke tempat inipun banyak tersedia.